Jumat, 23 September 2011

6 Fenomena Langit Menakjubkan


Hujan meteor Lyrids kembali datang di bulan April. Fenomena ini bakal berlangsung 15 hingga 28 April 2011. Puncak hujan meteor ini akan terjadi pada 22 April. "Setiap jamnya sekitar 15 meteor atau setiap 4 menit akan ada satu meteor," kata astronom dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, Selasa (19/4).

Berita terkait

* Tiga Hari Lagi, Puncak Hujan Meteor Lyrids
* Asteroid Berkekuatan 15 Kali Bom Atom Lintasi Bumi
* Cahaya Misterius di Langit Pacitan
* Ingin Lihat Keindahan Meteor Quadrantids? Naiklah Atap Rumah
* Batuan Meteor Quadrantids Diperkirakan Ada yang Bisa Jatuh ke Bumi

Hujan meteor Lyrids bisa disaksikan dari segala penjuru bumi. Di wilayah Indonesia, waktu pengamatan hujan meteor berlangsung sejak tengah malam hingga menjelang fajar. Atau dari pukul 00.00 hingga 05.00 waktu daerah setempat.

Hujan meteor akan muncul dari dekat rasi bintang Lyra. Saat tengah malam, kata Djamaluddin, meteor akan berjatuhan dari langit arah timur laut lalu bergerak ke arah utara langit hingga menjelang pagi.

Hujan meteor Lyrids berasal dari debu atau partikel peninggalan komet Tatcher yang masuk ke bumi. Komet yang mulai diketahui astronom sejak 2.600 tahun lalu itu berada dalam jarak terdekat dengan lintasan bumi tiap 415 tahun sekali.

Hakim memperkirakan saat puncaknya meteor Lyrids bisa jatuh 30-40 meteor per jam. Namun, kondisi itu tergantung besar kecilnya debu atau partikel sisa komet yang masuk ke bumi.


green atau dibilang juga green flash adalah peristiwa dimana cahaya hijau yang ada di atas matahari akibat pembiasan laut . kejadian ini dapat dilihat saat matahari terbenam pada daerah sedikit tinggi . kjadian ini hanya terjadi dalam durasi yang sangat singkat , hanya beberapa detik . 


Awan Pyrocumulus adalah fenomena lainnya yang berhubungan dengan panas yang terbentuk karena panas yang meluas dan intens dari suatu daerah yang membentuk awan comulus. Gunung berapi, kebakaran hutan, dan ledakan nuklir (dalam bentuk mushrom clouds) adalah penyebab utama terjadinya pyrocumulus clouds.


Sabuk Venus (nama dewi Venus Romawi) adalah merah muda kecoklatan perbatasan memisahkan band bayangan gelap bumi dari langit di atasnya. It is best visible when the atmosphere is cloudless, yet very dusty, just after sunset. Cara terbaik adalah terlihat ketika suasana tak berawan, namun sangat berdebu, hanya setelah matahari terbenam. The twilight wedge is then rising over the eastern sky and the backscattered red sunlight at the border of the wedge can then be identified as the belt of Venus. Baji senja yang kemudian terbit di atas langit timur dan sinar matahari merah backscattered di perbatasan irisan kemudian dapat diidentifikasi sebagai sabuk Venus.

Pada mitologi Romawi kuno, Aurora adalah Dewi Fajar yang muncul setiap hari dan terbang melintasi langit untuk menyambut terbitnya matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada tulisan hasil karya Shakespeare.

Sejak zaman dulu, telah banyak teori yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini dan sebagian teori kelihatannya sudah tidak relefan pada masa sekarang.
Benjamin Franklin berteori bahwa "Misteri Cahaya Utara" itu disebabkan oleh konsentrasi muatan listrik di daerah kutub yang didukung oleh salju dan uap air. Kristian Birkeland juga berteori bahwa Auroral Elektron terjadi dari sinar yang dipancarkan matahari, dan elektron tersebut dibimbing menuju kutub utara.

Aurora Borealis memang sering terjadi antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober. Aurora Borealis adalah fonemana pancaran cahaya yang terjadi di daerah utara atau kutub utara. Pada saat Aurora Borealis terjadi, seakan-akan matahari akan terbit dari sebelah utara.

Fenomena ini terjadi pada lapisan ionosfer bumi akibat medan magnetik, dan partikel yang dipancarkan matahari. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati Bumi. Magnetosfer dan angin matahari terdiri dari gas terionisasi yang menghantarkan listrik.
Aurora yang terjadi tanggal 28 Agustus dan 2 September 1859 mungkin adalah yang paling spektakuler sepanjang sejarah. Aurora di Boston tanggal 2 September 1859 juga dimuat oleh New York Times.

Fenomena Aurora Borealis telah lama menarik perhatian para Ilmuwan. Andres Celcius, antara rentang tahun 1716 sd. 1732 mengamati Aurora Borealis dan menghasilkan sekitar 300 pengamatan yang dipublikasikannya. Celcius adalah seorang Professor Astronomi yang namanya diabadikan sebagai satuan pengukur suhu.



Lidah api adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang bisa melepaskan energi sebesar 6 x 10 (25) Joule. Lidah api ini dibagi dalam beberapa kelas berdasarkan kekuatannya, di mana yang terbesar adalah kelas X.


Lidah api bisa memengaruhi seluruh lapisan atmosfer matahari. Lidah api akan meningkatkan temperatur plasma hingga jutaan Kelvin, menghasilkan radiasi dari beragam panjang gelombang dan menyebabkan lontaran massa korona.

Lidah api terkuat yang terjadi kemarin berasal dari bintik matahari nomor 1158. Lidah api tersebut merupakan lidah api tertama dari siklus matahari saat ini (solar Cycle 24) yang dimulai 8 Januari 2008 lalu.

"Ini adalah lidah api terbesar yang terjadi sejak 6 Desember 2006," kata Phill Chamberlin, ilmuwan yang terlibat dalam proyek Solar Dynamics Observatory NASA. "Kami terkejut ketika mengetahui ini adalah kelas X," lanjutnya.

Chamberlin mengungkapkan, lidah api kelas X kali ini akan diikuti oleh lidah api kelas X yang akan terjadi 2-4 tahun mendatang. Frekuensi terjadinya lidah api akan memuncak ketika mendekari siklus matahari maksimum.

Lontaran massa korona yang terjadi akibat lidah api ini akan mencapai bumi kurang lebih Kamis (17/2/2011) besok, antara 36-48 jam setelah lidah api terjadi. Lontaran massa korona bisa menyebabkan badai geomagnetik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar