Sarang Burung Walet dikenal sebagai harta berharga buat keluarga kekaisaran Cina. Selain menyehatkan paru-paru, Sarang Burung Walet adalah rahasia kecantikan permaisuri Cina. Dan sarang tersebut juga dikenal dapat membuat kulit jadi lebih cantik dan lembab.
Sarang Burung Walet selama berabad-abad di
Tiongkok sudah menjadi komoditi yang sangat berharga. Karena dianggap
berharga, di zaman Dinasti Tang, sarang burung ini menjadi persembahan
lambang kemuliaan buat kaisar Cina.
Sarang burung dari negeri tropis seperti Indonesia itu dimanfaatkan oleh kaisar dan keluarganya untuk kesehatan tubuh. “Sarang burung walet
juga dikonsumsi oleh permaisuri untuk memelihara keindahan kulit,” ujar
Indra Laban, General Manager PT Cerebos Indonesia yang mendistribusikan
suplemen dari sarang burung walet.
Hingga kini, Sarang Burung Walet masih jadi komoditi yang
menggiurkan. Di pasar internasional, satu kilogram sarang burung walet
dilaporkan bisa terjual seharga 20 juta rupiah. Karena sangat mahal, tak
heran, sarang burung yang satu ini disebut sebagai “kaviar dari Timur”.
Di kalangan masyarakat keturunan Tionghoa, kebiasaan mengonsumsi
sarang burung walet untuk kesehatan masih terus dilakukan. Di toko obat
Traditional Chinese Medicine (TCM) dijual sarang burung walet untuk
kesehatan.
“Ibu saya rutin memasak Sarang Burung Walet untuk kesehatan ayah.
Sarang burung ini dipercaya memperkuat paru-paru. Ibu memasak untuk
kesehatan ayah yang perokok,” ujar Imelda Fransiska, Miss Indonesia 2005
yang berdarah Tionghoa.
“Air liur dari burung walet bisa memperkuat paru-paru dan
menyehatkan kulit,” sebut Rachmat, praktisi TCM yang berpraktik di
Pecenongan, Jakarta.
Kurang Air
Selama ini, Sarang Burung Walet dipercaya turun temurun sebagai bahan untuk kesehatan dan kecantikan.
(H 3)
Untuk membuktikan sarang burung tersebut memang bermanfaat secara ilmiah, sebuah studi klinis baru saja dilakukan di Taiwan. Para ahli meneliti efek sarang burung walet terhadap 20 perempuan berusia 30 hingga 60 tahun. Para perempuan tersebut mengonsumsi Sarang Burung Walet Selama delapan minggu. Hasilnya, kulit mereka terbukti lebih lembab.
“Kelembaban kulit ditentukan oleh kandungan air yang terdapat di
lapisan kulit,” ujar Dr. Nadia Yusharyahya, Sp.KK, dokter ahli kulit
dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Kandungan air yang berguna melembabkan kulit itu terdapat di
lapisan stratum korneum. “Air dan lapisan kulit itu seperti semen dan
batu Bata. Air mengisi sela-sela lapisan kulit seperti semen di antara
tumpukan batu bata yang membentuk tembok,” papar Dr Nadia.
Berkurangnya air di dalam lapisan kulit disebut sebagai
transepidermal water loss (TWEL). Kurangnya air di lapisan kulit itu
membuat kulit jadi semakin kering,” tambahnya.
Selain pertambahan usia, ada sejumlah faktor yang menyebabkan
kekeringan kulit. Merokok, stres, kurang tidur, dan kurang minum juga
membuat kulit terlihat jadi lebih kering meskipun usia masih muda.
Berlama-lama di ruangan ber-AC, polusi udara, perubahan iklim dan radiasi sinar ultraviolet juga memengaruhi kekeringan kulit.
Kurangnya air ini bisa juga terjadi di kulit jenis berminyak.
“Kulit berminyak disebabkan kelenjar sebasea. Kurang kelembaban dan
berminyak itu dua hal yang berbeda, sehingga pemilik kulit berminyak
juga tetap harus memperhatikan kelembaban kulitnya,” kata Dr. Nadia.
Sayangnya, penelitian di Taiwan itu masih harus didaftarkan dan belum dipublikasikan secara luas.
Dari Luar
Dari luar kita juga bisa menambah kelembaban kulit. Dr Nadia
menyarankan agar mengoleskan krim pelembab khusus untuk wajah dan tubuh
segera setelah mandi.
“Setelah mandi dan dikeringkan dengan handuk, oleskan krim secara
merata. Krim yang dioleskan berguna menahan air di dalam kulit yang
didapat dari air mandi,”
Sumber : sarang burung walet juga melembabkan kulit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar